Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan sebagai National Designated Authority untuk Green Climate Fund (NDA GCF) di Indonesia melaksanakan lokakarya pada 19-20 Juni 2019 di Manokwari, Papua Barat sebagai bagian dari rangkaian roadshow GCF untuk meningkatkan kesadartahuan para pemangku kepentingan tentang peluang pendanaan dari GCF. Lokakarya ini didukung oleh GGGI dan Conservation International (CI).
Papua Barat terpilih sebagai tempat pelaksanaan karena komitmennya yang kuat terhadap konservasi dan lingkungan hidup. Komitmen ditunjukkan melalui deklarasi sebagai Provinsi Konservasi melalui Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) Provinsi Pembangunan Berkelanjutan atau Perdasus Konservasi yang telah disahkan oleh DPRD Papua Barat pada awal 2019.
Lokakarya ini berlangsung selama dua hari dengan seminar sehari pada hari pertama dan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) pada hari berikutnya. Tujuan utama dari lokakarya ini adalah untuk mengembangkan jalur proyek terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang berpotensi menerima pendanaan dari GCF. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah daerah, LSM, serta akademisi dari universitas setempat.
Kepala Subbidang Pendanaan Perubahan Iklim Lainnya, Noor Syaifudin, bersama dengan Sekretaris Daerah Papua Barat, Nataniel D. Mandacan, secara resmi membuka lokakarya tersebut. Keduanya menekankan pada pentingnya mengoptimalkan peluang pendanaan iklim. Bapak Mandacan juga menambahkan kebutuhan yang besar akan penyaluran dana iklim internasional ke Papua Barat untuk mendukung upaya provinsi dalam menerapkan inisiatif Provinsi Konservasi. Kebutuhan ini muncul akibat keterbatasan anggaran pemerintah. Sebagai bagian dari seminar hari pertama, perwakilan dari pemerintah daerah Papua Barat dan Maluku melakukan presentasi tentang program dan rencana aksi iklim provinsi.
Pada hari kedua, para peserta DKT terlibat dalam merumuskan daftar proyek prioritas yang berpotensi untuk diusulkan mendapatkan dana GCF. Total ada 19 proyek/program yang diusulkan, dimana 5 diantaranya adalah proyek/program Agriculture, Forestry and Land Use (AFOLU), 4 proyek energi bersih/terbarukan, serta 10 proyek/program adaptasi perubahan iklim. Setelah DKT disimpulkan, beberapa rencana aksi untuk menindaklanjuti hasil lokakarya diusulkan oleh NDA GCF. Lokakarya ditutup secara resmi oleh Noor Syaifudin yang menekankan bahwa NDA GCF akan bekerja sama dengan CI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Papua Barat untuk memberikan hasil tindak lanjut dari lokakarya tersebut.