Pemerintah Indonesia terus meningkatkan komitmennya untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah diluncurkannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024) hijau yang pertama pada tahun 2020 lalu dI mana Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim menjadi salah satu prioritas nasional yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Tantangan implementasi RPJMN Hijau di tahun pertama menjadi semakin nyata dengan adanya pandemi global. Saat ini, Indonesia telah memasuki fase “new normal” yang perlu diselaraskan dengan perspektif baru guna mewujudkan pemulihan yang lebih hijau dengan mempertimbangkan penilaian keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk mendorong pembangunan rendah karbon.
Platform nasional Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G) yang diluncurkan pada tahun 2020 lalu diharapkan dapat membantu percepatan agenda nasional dari segi peningkatan pembiayaan kreatif, kemudahan sektor swasta dalam mendukung tujuan nasional dan global, pemanfaatan kerja sama misalnya melalui SDGs Financing Hub, menjadi pelopor dalam pencapaian pertumbuhan yang berkualitas, serta yang tidak kalah penting adalah penerapan kolaborasi lintas pemangku kepentingan.
Rangkaian pembukaan pra-acara KTT Seoul P4G 2021 ini diawali oleh Menteri Lingkungan Denmark Lea Wermelin, dilanjutkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan Jeoung-ae Han, kemudian dibuka oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. Hasil dari sesi pertama menunjukkan bahwa P4G diharapkan dapat memfasilitasi transformasi modal ke pasar untuk mengatasi tantangan keuangan sehingga dapat mendukung pencapaian TPB dan Persetujuan Paris dalam skala global dan nasional. Selanjutnya dari sesi kedua, P4G diproyeksikan dapat menjadi wadah untuk mencapai tujuan iklim dan TPB. Pra-acara KTT Seoul P4G 2021 ini merupakan pengantar menuju KTT Seoul P4G yang akan diadakan pada bulan Mei 2021.