Pada 3 Agustus, Kota Balikpapan dan GGGI menyelenggarakan lokakarya tentang pemahaman konsep pertumbuhan hijau untuk mendukung proses penyusunan rencana pembangunan daerah. Lokakarya ini dipimpin oleh Walikota Balikpapan bersama Kepala Bappeda Kalimantan Timur, dan mengundang GGGI sebagai nara sumber utama.
Kepala Bappeda memaparkan pertumbuhan ekonomi Kaltim saat ini, serta rencana pengembangan dan juga harapan ke depan dalam konteks pengarusutamaan pertumbuhan hijau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Lokakarya dihadiri oleh lebih dari 70 peserta dari berbagai instansi di Balikpapan.
Secara keseluruhan, lokakarya ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperkenalkan konsep pertumbuhan hijau kepada jajaran Bappeda. GGGI memberikan ikhtisar tentang prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan hubungannya dengan pertumbuhan hijau; relevansi proses penilaian pertumbuhan hijau untuk rencana daerah dan sektor; pentingnya indikator pertumbuhan hijau dalam mengembangkan rencana pembangunan; dan sedikit ringkasan tentang penggunaan alat Analisis Biaya Manfaat yang Diperluas (Extended Cost Benefit Analysis/eCBA) dalam proses penyusunan rencana pengembangan daerah dan sektor.
Sesi Q&A berhasil mengumpulkan beberapa pemikiran dari peserta terutama tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi hijau bekerja dibandingkan dengan bisnis seperti biasa; bagaimana hal ini akan memberikan manfaat pertumbuhan hijau bagi banyak usaha kecil-menengah di Balikpapan; dan beberapa bukti penerapan rencana pertumbuhan hijau yang sukses di negara lain. Ada pula kekhawatiran dari pihak legislatif bahwa penerapan pertumbuhan ekonomi hijau justru akan memperlambat atau mengurangi pertumbuhan ekonomi.
Secara umum, Kota Balikpapan menganggap pertumbuhan hijau penting untuk menjamin hasil pembangunan yang berkelanjutan. Tidak ada keberatan untuk mengarusutamakan pertumbuhan hijau ke dalam rencana pembangunan Balikpapan di masa depan.