Pemerintah Kamboja dan Pemerintah Kota Surabaya melaksanakan kegiatan Berbagi Pengetahuan tentang Kota Hijau pada 14 dan 15 Agustus 2018. Berfokus pada pembelajaran tentang pengalaman kota Surabaya dalam melaksanakan proyek perkotaan hijau, kegiatan ini berhasil terselenggara berkat fasilitasi oleh GGGI Indonesia dan GGGI Kamboja.
Pada hari pertama, Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, menyambut delegasi dari Kamboja yang dipimpin oleh H.E E. Vuthy, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kamboja untuk Pembangunan Berkelanjutan (NCSD). Anggota delegasi terdiri dari walikota dan wakil walikota dari tujuh kota, serta pejabat dari berbagai kementerian di Kamboja. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberi masukan bagi pengembangan Rencana Strategis Pembangunan Kota Berkelanjutan di tujuh kota sekunder Kamboja. Surabaya terpilih karena memiliki praktik terbaik dalam penyelenggaraan proyek perkotaan hijau.
Kegiatan diawali dengan sambutan pembukaan dari Walikota Rismaharini dan H.E. Vuthy, yang dilanjutkan dengan presentasi oleh Walikota Surabaya mengenai proyek perkotaan yang dimandatkan kepada Pemerintah Kota Surabaya. Ragam proyek yang ditampilkan mulai dari infrastruktur seperti instalasi pengolahan air limbah dan taman kota yang inklusif secara sosial, serta program untuk mendukung masyarakat berpenghasilan rendah seperti penyediaan layanan medis gratis dan Program Pahlawan Ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain itu, Walikota Rismaharini juga menekankan pentingnya aspek digital dalam pemerintahan – yang disebut sebagai “e-government”- untuk menyediakan layanan yang efisien, transparan dan partisipatif kepada warga Surabaya. Ia juga memberi pujian kepada partisipasi warga yang tinggi dalam mengikuti program kota sehingga berkontribusi pada pengurangan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah kota. Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi antara Pemerintah Kota Surabaya dengan delegasi Kamboja.
Delegasi Kamboja juga mengunjungi Taman Bungkul, taman kota yang dulunya tidak terawat. Taman tersebut berhasil direvitalisasi di bawah program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telkom dan diubah menjadi ruang publik untuk meningkatkan keterlibatan sosial. Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan ke Taman Flora, sebuah taman kota multi-fungsi seluas 5 hektar yang menyediakan fasilitas pengolahan limbah-ke-energi dan pembuatan kompos, kandang rusa endemik, taman bermain anak-anak, serta Broadband Learning Center. Taman ini juga menyimpan botol-botol plastik yang berfungsi sebagai “mata uang” Program Bus Suroboyo dengan tujuan untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum dan daur ulang sampah plastik.
Hari kedua dimulai dengan kunjungan lain ke lokasi instalasi pengolahan lumpur tinja yang sangat menarik bagi delegasi Kamboja. Penanggung jawab dari fasilitas ini memimpin tur dan memberi penjelasan tentang kemampuan teknis dan proses pengolahan yang melayani seluruh kota. Kegiatan diakhiri dengan kunjungan ke kampung di dekatnya yang direvitalisasi melalui program CSR PT Astra International Tbk. Tur ini dipimpin oleh perwakilan dari perusahaan serta tiga orang ketua Rukun Tetangga (RT). Delegasi Kamboja disuguhi informasi tentang pemanfaatan dana dari pihak swasta dan pengelolaan kawasan kumuh, khususnya tentang bagaimana entitas swasta dan publik dapat bekerjasama untuk menyediakan layanan dasar kepada masyarakat yang kurang terlayani. Melalui program CSR, kampung tersebut dilengkapi dengan infrastruktur penyediaan air, pusat pembelajaran Teknologi Informatika dan kelas pra-sekolah, lahan perkebunan urban untuk menanam jamur, bank sampah, serta kelas untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan.
Aktivitas selama dua hari ditutup dengan sesi refleksi. Sesi diskusi dan kunjungan lapangan membuahkan masukan untuk pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang dari kota-kota yang terlibat dalam kegiatan tersebut, yang secara umum berfokus pada proyek yang terkait limbah dan penghijauan kota.