Pada 19-23 September 2016, GGGI berpartisipasi dalam Kongres Energi Terbarukan Dunia ke-15 (World Renewable Energy Congress/WREC), acara dua tahunan yang didedikasikan untuk promosi pengembangan energi terbarukan global, yang diselenggarakan oleh World Renewable Energy Network (WREN) di Jakarta.
Acara ini dilaksanakan bersamaan dengan KTT Energi Terbarukan & Konservasi Energi Indonesia (IRES) yang ke-5, konferensi tahunan dan pameran Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di Indonesia. Acara dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Interim Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam pidato pembukaannya, ia menyebutkan bahwa acara ini akan menjadi platform pertukaran ide dan pengetahuan untuk penyempurnaan berbagai sektor di Indonesia.
Topik tahun ini adalah Energi Berkelanjutan untuk Semua dan Semua untuk Energi Berkelanjutan, dengan pembicara Indonesia dan internasional yang membahas pelaksanaan, dampak, investasi, kemajuan teknologi, pengaruh kelembagaan dan berbagai bentuk energi terbarukan. Di antara mereka adalah Principal Green Finance Specialist GGGI, Suki Atwal, yang memberikan presentasi tentang Catalyzing Investment pada Energi Terbarukan. Atwal berbagi wawasan mengenai tren, tantangan, dan kegiatan sektor terbarukan yang telah dilakukan GGGI di Indonesia melalui Program Pertumbuhan Hijau antara Pemerintah Indonesia dan GGGI yang fase keduanya baru-baru ini diluncurkan pada 31 Agustus 2016. Atwal juga mengatakan, “GGGI bekerja untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam energi terbarukan dengan mengembangkan proyek-proyek bankable.”
Country Representative GGGI Indonesia, Anna van Paddenburg, menyebutkan bahwa energi terbarukan dan efisiensi energi adalah salah satu dari tiga area fokus GGGI di Indonesia. Dia memuji Indonesia sebagai bukti kelayakan penerapan model pembangunan hijau di bawah Program Pertumbuhan Hijau (Green Growth Program/GGP). “Ketika negara seperti Indonesia siap menunjukkan komitmen untuk keberlanjutan melalui tindakan nyata yang menempatkan pertumbuhan hijau di jantung agenda nasional, provinsi dan kabupaten, dan mempromosikan hukum dan peraturan untuk memajukan pengembangan industri hijau, kita dapat dengan jelas melihat komitmen untuk membangun ekonomi yang berpusat pada rakyat untuk memungkinkan kemakmuran berkelanjutan bagi semua warga negara Indonesia,” kata van Paddenburg.
Bapak Marlon Ivanhoe Aipassa, Penasihat Pertanian, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup untuk Gubernur Kalimantan Timur, juga berbagi kemajuan GGP di Kalimantan Timur. Dia berkata, “Palm Oil Mill Effluent (POME) adalah potensi bioenergi karena Kalimantan Timur sedang berusaha mempercepat investasi di POME untuk listrik.”
Di hari terakhir WREC, Manajer Utama Program GGGI Indonesia, Dagmar Zwebe berbagi ilmu mengenai bagaimana menciptakan proyek-proyek bankable dan layanan GGGI di sektor energi. “GGGI memfasilitasi berbagai pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta, berbagai lembaga pemerintah dan juga lembaga keuangan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia,” kata Zwebe.
Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dalam GGP Fase II akan terus menstimulasi investasi hijau di sektor energi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan mitigasi berbasis hutan dan lahan.