PALANGKA RAYA, 8 Juni 2015 – Pejabat pemerintah nasional, provinsi dan kabupaten, serta para pemangku kepentingan pembangunan hari ini meluncurkan koleksi laporan pertumbuhan hijau strategis dalam Pertemuan Konsultatif tentang Analisis Ekonomi PDB Kalimantan pada 2015.
Masing-masing dari kelima dokumen pertumbuhan hijau menjabarkan penilaian peluang pertumbuhan hijau di provinsi Kalimantan Tengah, dan menguraikan langkah-langkah yang jelas untuk membangun ekonomi lokal yang berkelanjutan serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau untuk kepentingan semua warga Kalimantan Tengah.
Dokumen-dokumen tersebut dikembangkan sebagai bagian dari kemitraan Pemerintah Indonesia dengan Global Green Growth Institute (GGGI), yang mencakup Kalimantan Tengah sebagai salah satu provinsi percontohan.
“Memastikan pembangunan ekonomi jangka panjang di Kalimantan Tengah, yang berkelanjutan secara lingkungan dan menguntungkan semua pihak, membutuhkan keselarasan antara target PDB dan pengelolaan ekosistem yang menopang sektor ekonomi,” kata Bapak Achmad Diran, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah yang membuka pertemuan, mewakili Gubernur Teras Narang. “Penilaian, pembelajaran dan area prioritas yang diidentifikasi dalam laporan ini akan memungkinkan kami untuk merancang dan menerapkan strategi yang efektif sehingga kami dapat terus meningkatkan hasil pembangunan yang sudah dicapai hingga saat ini,” tambahnya.
Pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta, termasuk Kepala Biro Pusat Statistik, Dr. Suryamin, dan Asisten Direktur Jenderal GGGI, Mr. Per Bertilsson, yang mengatakan, “Laporan-laporan ini menggambarkan kesuksesan dan kedalaman Program Pertumbuhan Hijau di Indonesia. GGGI berharap untuk menerapkan strategi ini dalam kemitraan yang berkelanjutan dengan Pemerintah Indonesia sehingga kami dapat mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh negeri.”
Dua dokumen yang diluncurkan hari ini, Strategi Pertumbuhan Hijau Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Pulang Pisau, menguraikan intervensi yang akan membantu memperkuat kinerja sektor ekonomi utama, mendorong pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat yang lebih besar dan melestarikan ekosistem berharga yang diandalkan penduduk.
Laporan Penilaian Pertumbuhan Hijau menunjukkan hasil penggunaan alat Analisis Biaya Manfaat yang Diperluas (Extended Cost Benefit Analysis/eCBA), yang mengidentifikasi nilai moneter produk-produk publik, eksternalitas lingkungan, dan manfaat sosial yang terkait dengan proyek. Laporan-laporan ini memperkirakan manfaat bersih bagi masyarakat Kalimantan Tengah untuk merestorasi lahan gambut dan juga menggelar proyek-proyek energi terbarukan.
Dokumen kelima, bertajuk Kalimantan Tengah: Menuju Pertumbuhan Ekonomi Hijau, meninjau ulang prakarsa pemerintah provinsi untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan di Kalimantan Tengah dan mengidentifikasi isu strategis utama yang perlu dibahas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berikutnya.
Program Pertumbuhan Hijau di Indonesia, yang diluncurkan pada tahun 2013, merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan GGGI, yang dipimpin oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).