Sarasehan Kepemimpinan Berempati: Limbah B3



Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Global Green Growth Institute (GGGI) kembali melaksanakan Sarasehan Kepemimpinan Berempati untuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Kali ini, acara sarasehan mengangkat tema “Hidup Bersama Limbah B3: Ancaman dan Peluang” yang digelar pada 4 Desember 2019 di Cilegon, Banten.

 

Cilegon merupakan kota industri yang menghasilkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) hampir 24 ribu ton setiap tahunnya.  Sebagian limbah B3 ada yang dibuang ke sungai, ditanam dalam tanah, atau dikirim ke perusahaan pengelolah limbah. Limbah B3 dedifinisikan sebagai zat, energi dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya (Undang-Undang nomor 32 tahun 2009).

 

Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta dari perwakilan pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi Banten, dan pemerintah daerah Kota Cilegon. Kegiatan diawali dengan kunjungan lapangan melihat lingkungan masyarakat yang tinggal berdekatan dengan kawasan industri melalui pengamatan limbah yang berada di saluran/sungai kecil. Kemudian peserta mengunjungi, berdialog, dan berinteraksi dengan warga Kalentemu Barat di Kecamatan Citangkil untuk mendengarkan dan merasakan langsung dampak limbah slag pabrik yang dirasakan oleh warga. Acara diakhiri dengan sesi penggalian materi bersama pakar dari Universitas IPB dan refleksi peserta atas kondisi yang mereka temui dan apa yang mereka dapat lakukan sesuai dengan kapasitas mereka untuk memperbaiki kondisi tersebut.

 

Sarasehan Kepemimpinan Berempati adalah pelatihan mini yang dirancang untuk menggali perspektif emik masyarakat. Program ini merupakan program pertama yang menyediakan wadah tanpa batas dan tidak berjarak antara pejabat dengan masyarakat dengan fokus pada masyarakat yang tertinggal dari kebijakan publik atau mereka yang menerima dampak negatif kebijakan publik.

 

Baca lebih lanjut ulasannya di sini.