Potensi Komersialisasi Bio-CNG untuk Transisi Energi



Pemanfaatan biogas melalui limbah kelapa sawit, ternak, dan sampah kota, memiliki potensi untuk membantu transisi Indonesia ke energi bersih, yaitu dengan meningkatkan peran biogas. Salah satunya dengan meningkatkan menjadi Biomethane yang dikompres menjadi Bio-CNG (Compressed Natural Gas). Dalam mendukung pengembangan pasar Bio-CNG di Indonesia, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), bersama GGGI, mengadakan Lokakarya Teknologi Bio-CNG dan Municipal Solid Waste (MSW) pada 27 Januari 2022. Acara ini menyasar para birokrat dan praktisi agar pengetahuan mereka mengenai potensi komersialisasi Bio-CNG di Indonesia meningkat.

 

Dalam sambutannya, Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE, Ir. Edi Wibowo menyampaikan bahwa pemahaman yang diperoleh dari acara ini akan membantu Indonesia mengambil peran yang lebih besar dalam mendorong Bio-CNG pada pasar biogas di dalam negeri.  Pada kesempatan yang sama, Thomas Wagner,salah satu praktisi yang berpengalaman dalam pengembangan biogas termasuk Bio-CNG di Indonesia, memaparkan potensi limbah kelapa sawit sebagai sumber Bio-CNG. Paparan berikutnya dibawakan oleh akademisi dari Universitas Janabadra yang juga praktisi dalam konversi sampah menjadi energi, Dr. Eng. Mochamad Syamsiro. Beliau menjabarkan pengolahan sampah kota secara umum dan pengolahan sampah terkait opsi menjadi Bio-CNG.

 

Secara umum, Indonesia memiliki potensi bahan baku Bio-CNG yang melimpah. Namun, komersialisasi Bio-CNG baru dapat terwujud jika ada peraturan yang terbuka dan jelas, skema insentif dari pemerintah, dan standar industri yang wajar sehingga menarik minat sektor swasta untuk berinvestasi. Melalui acara ini, pengetahuan dan pembelajaran mengenai teknologi pengolahan Bio-CNG serta faktor pendorong komersialisasinya dapat menjadi bekal untuk merumuskan kebijakan yang baik dan tepat sasaran.

 

Limbah kelapa sawit diyakini memiliki beberapa manfaat, antara lain mengurangi impor bahan bakar fosil, membuka lapangan pekerjaan terutama bagi masyarakat lokal, meningkatkan kualitas lingkungan, serta memiliki potensi ekspor. Selain itu, pengolahan sampah kota yang saat ini menjadi tantangan di berbagai daerah juga memiliki potensi yang besar dengan mengubah paradigma sampah dari sumber masalah menjadi sampah sebagai sumber daya, salah satunya sebagai sumber energi. Salah satu proyek percontohannya adalah PLTSa Putri Cempo, Solo, yang akan beroperasi pada April 2022 dan memiliki kapasitas daya sebesar 2,5MW.