Peluang Pendanaan GCF untuk Energi Terbarukan



Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan sebagai National Designated Authority (NDA) untuk Green Climate Fund di Indonesia, mengadakan acara sampingan (side-event) di ajang Indonesia EBTKE ConEx 2018 yang berjudul “Green Climate Fund to Unlock Renewable Energy Investment in Indonesia”, di Balai Kartini, Jakarta, pada 31 Agustus 2018.

 

Acara ini yang diadakan dalam format seminar dan diskusi panel ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan peluang pembiayaan yang ditawarkan oleh GCF di Indonesia kepada semua pemangku kepentingan terkait energi berkelanjutan. Seminar ini diharapkan dapat mendorong para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan peluang pendanaan GCF dan mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara mengaksesnya, untuk mencapai target nasional di sektor energi terbarukan.

 

Dr. Parjiono, Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral BKF, secara resmi membuka acara dan membahas target NDC Indonesia dan hubungannya dengan prioritas investasi negara, khususnya dalam lingkup kebutuhan energi. Dr. Parjiono juga berbicara tentang GCF sebagai pilihan penting untuk pendanaan pengembangan energi terbarukan, suatu poin penting yang kemudian ia ulas lebih lanjut dalam konferensi pers.

 

Setelah pembukaan, perwakilan GCF, Leo Hyoungkun Park memperkenalkan GCF, yang meliputi sejarah singkat, proyek, dan gambaran umum. Ia juga mengatakan, “Pada Agustus 2018, GCF memiliki 74 proyek di seluruh dunia bernilai 12,1 miliar dolar Amerika. Proyek-proyek ini diperkirakan dapat mencegah 1,3 miliar ton CO2 dan peningkatan ketahanan bagi 217 juta orang.” Pernyataan ini menyoroti pentingnya peran GCF.

 

Perkenalan tentang GCF tersebut kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang National Designated Authority (NDA) oleh Dessi Yuliana, GCF and Investment Specialist GGGI Indonesia. Dessi Yuliana saat ini bekerja sama dengan Badan Kebijakan Fiskal di Sekretariat NDA-GCF. Dessi Yuliana menyampaikan tentang peran NDA, khususnya di Indonesia, terkait pendanaan GCF untuk proposal proyek dan Program Negara GCF.

 

GGGI ditunjuk oleh BKF sebagai Delivery Partner untuk program di Indonesia. Peran GGGI adalah mendukung NDA dengan menyediakan program dukungan persiapan dan kesiapan bagi NDA dan lembaga-lembaga lainnya, yang dapat meningkatkan kapasitas dan memungkinkan mereka untuk mengakses pendanaan GCF secara efektif dan efisien. Menurut Marcel Silvius, Country Representative GGGI Indonesia, “Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga dalam negeri yang terkait dengan aktualisasi prinsip inti dari model bisnis GCF, yaitu pendekatan yang digerakkan oleh negara.”

 

Dalam diskusi panel, Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF), XacBank, dan GCF berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam mengembangkan proposal untuk proyek energi terbarukan.

 

Ditutup pada sore hari setelah istirahat makan siang, acara ini berhasil mencapai tujuannya, yaitu memperkenalkan cara-cara untuk menjadi lembaga terakreditasi (Accredited Entity/AE) dan mengakses pendanaan GCF, yang akan menciptakan peluang bagi AE tersebut untuk mewujudkan target-target energi terbarukan.