Neurafarm Membangun Agrikultur yang Berkelanjutan dan Berketahanan melalui Teknologi



Neurafarm, pada 27 Oktober 2020 lalu menjadi salah satu dari empat pemenang Greenpreneurs 2020. Digagas oleh GGGI, Greenpreneurs adalah program akselerator kewirausahaan hijau global dalam format kompetisi yang berlangsung selama 12 minggu dan terbuka bagi kaum muda berusia 17-35 tahun.

 

Melalui program ini, kaum muda diajak untuk mengajukan ide dan solusi yang berdampak positif bagi masa depan energi berkelanjutan, lanskap berkelanjutan, atau pembangunan kota hijau. Greenpreneurs sendiri bertujuan untuk membuka, mempercepat, dan mendukung kecenderungan inovatif alami kaum muda guna membina generasi pemimpin iklim dan pembangunan yang merupakan pelaksana kolaboratif solusi hijau.

 

Berangkat dari kegelisahan akibat populasi manusia yang semakin meningkat dan diprediksi akan mencapai 10 miliar jiwa pada tahun 2050 (sumber: FAO), serta sumber daya yang semakin sedikit untuk mencukupi kebutuhan pangan, maka pada 2017 Febi Agil Ifdillah, Lintang Kusuma Pratiwi, Naufalino Fadel Hutomo, dan Pebriani Artha yang sedang kuliah di Institut Teknologi Bandung mendirikan Neurafarm. Sebuah smart/digital farming company, Neurafarm memiliki misi untuk meningkatkan produktivitas di industri agrikultur dengan menggunakan teknologi. Dengan visi membangun sistem pangan dan agrikultur yang lebih berkelanjutan dan berketahanan, Neurafaram berusaha mencukupi kebutuhan pangan dengan makanan yang sehat dan terjangkau tanpa merusak alam.

 

Simak wawancara kami dengan salah satu pendiri Neurafarm, Febi Agil Ifdillah, tentang keikutsertaan mereka pada Greenpreneurs 2020.

 

Bagaimana awal mulanya Anda tahu tentang Greenpreneurs? Mengapa tertarik mengikuti Greenpreneurs?

Kami mengetahui Greenpreneurs dari suatu website yang menampilan berbagai peluang. Kami mengecek website tersebut secara berkala untuk mengetahui peluang-peluang yang tepat untuk startup kami agar bisa mendapatkan partner, funding, dan lainnya. Greenpreneurs sangat menarik karena adanya proses inkubasi yang berlangsung selama kompetisi. Di masa inkubasi tersebut, ada sejumlah pembicara yang berpengalaman dan kita bisa belajar dari mereka. Ada matchmaking dan juga sesi konsultasi yang disebut office hours yang melibatkan berbagai macam pemimpin untuk membantu pertumbuhan startups selama (dan setelah program). Jejaring yang dimiliki sangat luas dan selain itu, yang menarik adalah orientasinya pada keberlanjutan. Di setiap cohort kita bisa networking, belajar, dan berbagi dengan like-minded people yang memiliki misi yang sama: membangun dunia yang lebih berkelanjutan dengan caranya masing-masing.

 

Apakah ada pengalaman yang berkesan ketika mengikuti Greenpreneurs?

Pengalaman selama Greenpreneurs sangat menarik. Terdapat webinar mingguan yang mengundang pembicara pilihan dengan topik super menarik seperti Theory of Change, dan hal-hal mendasar seperti user interview, lean startup, dan lain-lainYang paling menarik juga adalah setiap startup akan diberikan office hours dengan GGGI di masing-masing negara untuk menggali potensi kolaborasi dan bagaimana GGGI dapat membantu proyek yang dikerjakan. Startup (terutama dalam bidang impact), adalah entitas yang sangat fragile, dan setiap dukungan sekecil apapun akan sangat berharga bagi perkembangan dan kemampuan bertahannya. Secara keseluruhan, walaupun dalam situasi pandemi, semua berjalan dengan lancar dan kami tetap dapat membuat kemajuan.

 

Apa saja aktivitas yang dilakukan selama mengikuti Greenpreneurs? Apa saja target/pencapaian yang diharapkan oleh Greenpreneurs dan bagaimana kemajuannya sampai saat ini?

Rencana aktivitas dan target diatur per minggu melalui online platform. Di sana, terdapat sumber-sumber lengkap terkait suatu topik dan setiap pekannya, dikombinasikan dengan webinar dari para ahli, setiap tim menyelesaikan tugas yang diberikan mulai dari hal paling mendasar seperti business model canvas sampai ke keuangan dan impact modelling. Internally, tim Neurafarm juga memiliki target pribadi seperti growth dan hal-hal lain yang bisa didukung selama program. Dengan menggabungkan capaian internal, dan juga required performance/task dari Greenpreneurs, Neurafarm mengalami perkembangan cukup pesat selama beberapa bulan terakhir.

 

Apakah ada rencana jangka panjang atau mimpi untuk Neurafarm yang ingin diwujudkan?

Neurafarm senantiasa berusaha mewujudkan visi kami, yaitu untuk membangun agrikultur yang lebih sustainable dan resilient melalui teknologi. Kami ingin terus berkembang, sehingga bisa memberikan dampak kepada lebih banyak orang. Secara umum, Neurafarm berkomitmen untuk berkontribusi terhadap tiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yaitu Mengakhiri Kelaparan, Menghapus Kemiskinan, dan Menjaga Ekosistem Darat.

  1. Mengakhiri Kelaparan: Kelaparan yang terjadi di dunia, bukan hanya akibat produksi pangan, tetapi juga terkait distribusinya yang berpengaruh kepada ketersediaan dan keterjangkauannya. Kami memimpikan dunia di mana pangan (yang sehat) dapat diakses dengan lebih mudah dan lebih terjangkau lagi oleh berbagai kalangan dengan memperbaiki sistem produksi dan distribusi menggunakan teknologi.
  2. Menghapus Kemiskinan: Terdapat lebih dari 500 juta petani di seluruh dunia dan sayangnya masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kami ingin membuat bertani menjadi menguntungkan dengan produktivitas yang tinggi. Sehingga tak hanya membantu menjaga ketahanan pangan, tetapi menjadikan profesi petani sebagai salah satu pilihan bagi generasi muda untuk berkarier.
  3. Menjaga Ekosistem Darat: Sistem agrikultur kita saat ini bertanggung jawab terhadap lebih dari 70% penggunaan air bersih di seluruh dunia. Belum lagi limbah makanan dan penggunaan zat berbahaya yang berlebihan yang dapat mengganggu keseimbangan alam. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien, dan produktivitas yang lebih tinggi kami harapkan dapat mengurangi berbagai macam limbah pada industri agrikultur. Sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan pangan dunia tanpa harus mengorbankan generasi penerus kita.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami percaya bahwa agrikultur berkelanjutan dapat diwujudkan.

 

Terakhir, ada pesan untuk anak muda lainnya?

Saya merasa bahwa kesadaran kita terkait tanggung jawab anak muda dalam menjaga alam dan memberikan solusi bagi berbagai permasalahan sosial dan lingkungan sudah semakin membaik. Terbukti dari semakin banyaknya social enterprise dan juga perusahaan lain yang tak hanya mementingkan profit, tapi juga mengedepankan dampak positif (bagi lingkungan, manusia, hewan, dll) dalam berbisnis. Hal ini memang masih cenderung baru, khususnya di Indonesia, namun saya percaya bahwa ke depannya akan lebih baik lagi. Pesan saya untuk para anak muda lainnya adalah jangan pernah berhenti untuk berinovasi dan jangan pernah takut untuk memulai.