Indonesia Tempatkan Pertumbuhan Hijau di Garis Depan KEK untuk Dorong Investasi



Pada Konferensi Kawasan Ekonomi Khusus Hijau di Hotel Aryaduta, Jakarta, bulan Desember 2017, berbagai cara untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan hijau di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta praktik-praktik terbaik internasional berikut tantangan utama di Indonesia dan di seluruh dunia dibahas tuntas oleh para pembuat kebijakan, pelaku industri, dan para ahli.

 

 

Konferensi ini diselenggarakan oleh Dewan Nasional untuk Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK) di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan Global Green Growth Institute (GGGI), yang menyoroti pentingnya menempatkan pertumbuhan hijau di garis depan KEK untuk meningkatkan daya saing, mendorong lebih banyak investasi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mencapai target keberlanjutan yang telah disepakati oleh Indonesia melalui komitmen Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC).

 

“Kami menyediakan banyak insentif bagi investor untuk berinvestasi dalam KEK, seperti tax holiday dan insentif non-fiskal,” kata Dr. Enoh Suharto, Kepala DN KEK. “Dengan memasukkan pertumbuhan hijau dalam pengembangan dan kebijakan KEK, kami meningkatkan daya saing dan daya tarik KEK di mata investor asing, yang pada gilirannya akan memperkuat kawasan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lebih meningkatkan produktivitas.”

 

Pemerintah Indonesia saat ini telah membentuk 12 KEK, empat di antaranya telah beroperasi, mewakili kegiatan ekonomi di berbagai sektor industri, mulai dari industri pengolahan berbasis sumber daya alam, seperti perikanan, minyak sawit dan oleokimia, hingga ekowisata. Penggabungan konsep pertumbuhan hijau dalam KEK ini memperkuat posisi Indonesia yang dan potensinya untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan dan memastikan keadilan sosial.

 

 

Kolaborasi GGGI dengan DN KEK dalam pengembangan kerangka pedoman kebijakan dan instrumen terpadu merupakan langkah maju untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di KEK. Studi penilaian di KEK Mandalika dan KEK Sei Mangkei, yang dilakukan oleh GGGI untuk mengevaluasi potensi investasi, menunjukkan bahwa pemenuhan prinsip-prinsip ekonomi hijau sangat penting untuk mendorong mekanisme inovatif dan memicu reformasi yang berorientasi pertumbuhan hijau pada tatanan ekonomi yang lebih luas.

 

Konferensi ini menyediakan sebuah platform untuk membahas praktik-praktik terbaik dan pelajaran utama yang dipelajari dari para pembuat kebijakan dan praktisi ahli internasional, termasuk dari Indonesia, Korea, Cina, Jepang, Thailand, Filipina, UEA, Maroko, Afrika Selatan, Mauritius dan Kosta Rika. Konferensi ini menyimpulkan bahwa fokus yang berkomitmen pada kualitas pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk mendorong investasi dan untuk sepenuhnya mewujudkan potensi ekonomi suatu negara.