Festival Iklim Indonesia: Mengubah Perjanjian Paris menjadi Aksi Nyata



Pada 1 Februari, GGGI memfasilitasi sebuah sesi bertajuk ‘Perjanjian Paris dan Implikasinya pada Pembangunan Nasional’ pada Festival Iklim Indonesia.

 

 

Diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 1-4 Februari di Jakarta, Festival Iklim bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan pembangunan dan masyarakat umum tentang hasil dari Kesepakatan Paris yang dicapai pada COP21. Festival Iklim mencakup diskusi tingkat tinggi, seminar dan pameran yang memperagakan penggunaan sumber daya listrik berkelanjutan, dalam upaya untuk mengatalisasi langkah maju dengan aksi-aksi nyata di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten.

Sesi ini dimoderatori oleh Country Representative GGGI Indonesia, Anna van Paddenburg, dan menampilkan panel tingkat tinggi, termasuk Wahjudi Wardojo dari The Nature Conservancy, Country Director UNDP, Christophe Bahuet, Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Moazzam Malik, dan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Georg Witschel.

 

Para peserta sepakat bahwa pertumbuhan berkelanjutan adalah kunci untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan bahwa Perjanjian Paris seharusnya tidak berakhir “di atas kertas” atau pada tingkat politik. Sesi ini membantu memperjelas pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif sebagai komponen kunci dalam upaya Pemerintah Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.

 

“Setiap orang harus menjadi bagian dari solusi dan ini memerlukan keterlibatan komunitas lokal yang lebih besar, sebagaimana juga ditunjukkan dalam Perjanjian Paris, di mana komitmen ditentukan secara nasional, dan tidak dinegosiasikan secara internasional,” kata Duta Besar Malik.

 

Christophe Bahuet dari UNDP selanjutnya mengakui, “Agenda adaptasi iklim harus dikombinasikan dengan tindakan lingkungan nyata seperti pengurangan risiko bencana dan perlindungan hutan.”

 

“Sementara semua pihak sangat gembira dengan hasil COP 21 Paris, namun ada banyak tindakan yang harus diambil untuk merealisasikan poin dari Perjanjian Paris tersebut,” tambah Anna van Paddenburg.

 

Partisipasi GGGI di Festival Iklim diharapkan mendukung kinerja pertumbuhan hijau di Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sebagai pemantau pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, telah bekerja dengan GGGI selama dua tahun terakhir untuk menunjukkan bagaimana instrumen perencanaan Pemerintah Indonesia dapat mencapai pertumbuhan hijau yang pro-pembangunan, pro-lapangan kerja, pro-rakyat dan pro-lingkungan.

 

Kolaborasi Pemerintah Indonesia dan GGGI ini akan berlanjut hingga 2020, dengan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur yang berfungsi sebagai program percontohan. Perencanaan pembangunan jangka panjang di masing-masing provinsi ini telah memasukkan prinsip-prinsip pertumbuhan hijau dalam upaya pembangunan berkelanjutan.