Apa Arti ‘Pergeseran Paradigma’ dan ‘Climate Rationale’ bagi Nota Konsep Proyek Green Climate Fund (GCF)



Selama 6 bulan terakhir Global Green Growth Institute (GGGI) dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai National Designated Authority (NDA) Green Climate Fund (GCF) Indonesia telah bekerja sama dengan E Co. untuk membangun kapasitas para pendukung proyek terpilih dari NDA Call for Project Concept Note (PCN) yang pertama dalam mengembangkan nota konsep untuk GCF. Sebagai bagian dari proses peningkatan kapasitas ini, perwakilan dari organisasi masyarakat sipil, pemerintah daerah, dan pihak swasta telah menerima pelatihan secara langsung dan dukungan pembinaan jarak jauh.

 

Wawasan dalam proses peningkatan kapasitas Call for Project Concept Notes

 

Program pelatihan dibagi dalam dua bagian utama:

  1. Pelatihan secara langsung di Indonesia

E Co. memberikan dua pelatihan di Indonesia pada Oktober 2019 dan Januari 2020. Setiap pelatihan mencakup sejumlah topik, termasuk kriteria investasi GCF; pohon masalah dan solusi; climate rationale; teori perubahan; logframes; pembiayaan dan anggaran proyek; dan persyaratan pembiayaan bersama. Rincian tentang pelatihan pada bulan Oktober bisa dilihat di sini.

  1. Pembinaan jarak jauh untuk penyusun nota konsep

Setelah pelatihan secara langsung pada bulan Januari, program dilanjutkan dengan fase pembinaan jarak jauh. Ini termasuk umpan balik penulisan nota konsep, rangkaian webinar dan akses ke pelatihan daring tentang gender. Pada akhir peningkatan kapasitas, E Co. telah menyediakan tiga kali umpan balik untuk 25 nota konsep. Rangkaian webinar tersebut memprioritaskan topik berdasarkan umpan balik dari para peserta dan GGGI, serta pengamatan  dari ulasan nota konsep. Topik tersebut termasuk pembiayaan bersama, lingkungan dan standar sosial, pergeseran paradigma, climate rationale. Pelatihan gender terdiri dari dua modul (Modul 1: Gender pada nota konsep GCF dan Modul 2: Pengarusutamaan gender) dan tersedia bagi para peserta lewat E Co. Institute.

 

Fokus pada climate rationale dan pergeseran paradigma

 

Webinar terakhir dari dukungan pembinaan jarak jauh membahas topik tentang climate rationale dan pergeseran paradigma bagi proyek mitigasi dan adaptasi. Topik ini seringkali menimbulkan tantangan bagi para pengembang proyek dan menghasilkan banyak diskusi pada sesi pelatihan.

 

Climate rationale adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dasar ilmiah dari sebuah nota konsep. Nantinya, bagian ini yang dibuat pada awal nota konsep, akan menjadi fondasi untuk membangun keseluruhan proyek. Climate rationale akan menggambarkan skenario perubahan iklim, menguraikan masalah iklim pada suatu negara tertentu (misalnya banjir, kekeringan untuk sebuah proyek adaptasi) dan wilayah dimana proyek tersebut akan dilaksanakan. Climate rationale ini perlu diarusutamakan dalam nota konsep. Sebagai contoh, hambatan harus menjadi hal yang relevan untuk mengatasi masalah iklim dan kegiatan harus mengatasi hambatan tersebut.

 

Memahami konsep pergeseran paradigma sebelum mengeksekusi detail rancangan proyek Anda akan sangat bermanfaat ketika merencanakan proyek. Ini adalah salah satu dari 6 kriteria investasi GCF. Definisi GCF adalah “sejauh mana kegiatan yang diusulkan dapat mengkatalisasi dampak lebih dari investasi yang hanya dilakukan satu kali serta menghasilkan perubahan jangka menengah dan panjang”. GCF ingin melihat proyek yang dirancang sedemikian rupa sehingga proyek itu tidak akan hanya menjadi investasi satu kali saja, namun sebaliknya akan mempercepat perubahan sektoral yang lebih luas. Jadi, apa artinya itu ketika menulis nota konsep? Mengambil contoh dari webinar, sebuah proyek pengembangan energi panas bumi (proyek GCF yang saat ini sedang dilaksanakan di Indonesia) harus membangun kapasitas lokal dan melatih orang-orang di dalam negeri untuk dapat mengoperasikan dan memelihara teknologi sepanjang umur teknologi tersebut – dibandingkan dengan mengimpor tenaga ahli.

 

Tamu khusus di webinar, Pierre Telep dari GCF

 

Pierre Telep dari GCF bergabung menjadi tamu khusus pada webinar terakhir bersama E Co.. Pierre adalah ahli Energi Baru dan Terbarukan dari GCF. Pierre berbicara mengenai pergeseran paradigma, menyebutkan bahwa istilah tersebut “sangatlah rumit”. Ia juga menjelaskan bagaimana sama halnya dengan 6 kriteria investasi (lihat gambar diatas), pergeseran paradigma juga dinilai oleh ITAP atau Independent Technical Advisory Panel dari GCF sebagai ‘tinggi, sedang, atau rendah’. Pierre lalu menjelaskan elemen penting dari pergeseran paradigma yang mengartikan ‘dampak’ (lihat empat pilar utama diatas). Ia juga membahas tantangan dalam membedakan antara (3) dan (4), di mana (3) fokus dalam memastikan aktifitas proyek seharusnya dapat menciptakan lingkungan pasar yang kuat dan juga kesempatan sektor swasta untuk investasi dalam teknologi mitigasi. Sementara itu, gambar (4) fokus pada memastikan proyek akan berkontribusi untuk mengubah peraturan dan hukum sehingga negara bisa tetap menyuarakan isu perubahan iklim.

 

Pierre menekankan bahwa GCF bertanggung jawab untuk memastikan kalau dana publik akan sepenuhnya dipergunakan untuk menciptakan dampak positif. Hal ini berarti bahwa dana tersebut harus diinvestasikan pada proyek yang akan menghasilkan perubahan serta dampak yang signifikan dalam mengurangi emisi dan membangun ketahanan yang akan tahan jauh lebih lama dari proyek tersebut. Inilah mengapa pergeseran paradigma sebaiknya diutamakan dalam konsep proyek.

 

Penutup

 

Proses peningkatan kapasitas seperti ini menawarkan kesempatan untuk mempercepat aksi iklim dengan memastikan bahwa pengembang proyek di seluruh dunia memiliki alat dan ilmu yang tepat untuk mendapatkan pendanaan bagi proyek mereka. Sebaliknya, mereka diharapkan akan membawa dampak positif pada negara dan masyarakatnya.

 

Peningkatan kapasitas membantu mengatasi halangan untuk mengakses pembiayaan iklim, seperti mengerti dan merancang proyek perubahan iklim yang memenuhi kriteria GCF, menjawab dan merespon pada teori dan konsep GCF. Hal ini terutama menantang untuk dilakukan oleh para pelaku lokal.

 

Sampai sekarang, banyak dari organisasi yang mengakses dana GCF adalah lembaga internasional besar, seperti institusi keuangan internasional atau organisasi PBB. Entitas dengan akses langsung dan entitas level nasional, seperti LSM nasional, sayangnya tertinggal. Banyak dari entitas tersebut kekurangan dana dan kapasitas yang dibutuhkanuntuk mengembangkan nota konsep atau proposal pendanaan GCF. Meningkatkan kapasitas entitas dengan akses langsung berarti rasa kepemilikan negara menjadi lebih besar, hal ini merupakan salah satu prinsip utama dari GCF. Badan Kebijakan Fiskal sebagai NDA GCF akan terus membangun kapasitas para pelaku local dan nasional dalam proyek perubahan iklim untuk mendukung target pengurangan emisi serta meningkatkan ketahanan masyarakat.